Selamat Datang di Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Blog ini merupakan hasil matakuliah Teknologi Komunikasi dan Informasi, namun tidak menutup kemungkinan Blog ini akan terus berkembang untuk kemajuan Dakwah Islam. Terima kasih atas kunjungannya dan selamat menikmati bacaan yang ada. Semoga Bermanfaat. Amin

Selasa, 26 Juni 2012

Intimasi (Ketertarikan)


I.                    PENDAHULUAN
Salah satu hal yang mendasari terjadi hubungan sosial adalah seberapa jauh seseorang tertarik dengan orang lain. Apabila ada daya tarik di antara mereka, maka kemungkinan terjadinya hubungan lebih besar. Kenyataan seperti ini bisa dilihat ditempat-tempat umum. Karena tidak ada perhatian dan ketertarikan dengan wanita yang duduk disalah satu bangku, seorang pria tidak akan menjalin hubungan sosial dengan wanita tersebut. Sebaliknya, meskipun kondisi yang ada sebenarnya sulit untuk mengadakan kontak sosial, tetapi karena seseorang tertarik sangat kuat pada orang lain, maka akan diusahakan oleh oarang pertama tersebut untuk menjalin hubungan.
Dalam kehidupan manusia di dunia tentunya setiap individu tidak akan pernah terlepas dengan orang lain atau berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya. Sejalan dengan interaksi manusia dalam kehidupannya kerap kali muncul suatu hubungan di antara individu, hubungan itu berawal dari sebuah interaksi antar individu yang semakin lama sehingga menimbulkan sebuah perasaan ketertarikan antar individu, berawal dari ketertarikan itu manusia akan menjalani hubungan yang jauh yang berupa persahabatan, setelah masa persahabatan berjalan baik dalam waktu yang lama atau pendek terkadang akan menimbulkan perasaan yang lebih mendalam di antara individu, perasaan itulah yang di sebut dengan intimasi.[1]


II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Pengertian Intimasi (Ketertarikan)
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan
C.     Teori-teori Tentang Terjadinya Ketertarikan
D.    Dinamika Ketertarikan
E.     Efek Daya Tarik
III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Intimasi (Ketertarikan)
Pengertian daya tarik sering terlalu sempit, terbatas pada daya tarik fisik. Padahal daya tarik fisik hanya merupakan salah satu bagian daya tarik. Namun ada baiknya bila hal ini dijadikan contoh untuk mengembangkan pemahaman tentang daya tarik.
Seseorang yang menarik wajahnya biasanya akan diberi penilaian yang baik. Orang yang memberi penilaian baik ini berarti mempunyai sikap yang positif. Oleh karena itu ketertarikan didefinisikan sebagai sikap positif terhadap orang lain.[2]
Jadi, ketertarikan adalah sebuah fenomena yang alami oleh setiap orang di dalam kehidupannya, terkadang ketertarikan itu berawal dari sebuah proses interaksi antara satu individu dengan individu lainya.
B.     Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ketertarikan
Beberapa asumsi tentang faktor ketertarikan:
·         Ketertarikan itu adalah berawal dari sesuatau yang nampak (appearance) yang berupa fisik dari lawan kita.
·         Kesamaan di dalam sikap menjadi dasar untuk saling tertarik.
·         Kedekatan (proximity), kedekatan antar personal dalam menjalani sebuah hubungan tentunya akan membuat seseorang merasa tertarik dengan lawan kita, karena dalam menjalin sebuah hubungan itu tentunya kita akan mengetahui apa yang ada dalam diri lawan kita, sesuatu yang ada dalam diri orang lain terkadang membuat kita merasa cocok dengannya sehingga terjalinlah ketertarikan itu.
·         Hubungan yang menghasilkan keuntungan bagi kita tentunya akan membuat kita betah berlama lama menjalin hubungan itu, tentunya hubungan itu timbul karena ketertarikan kita akan keuntungan yang kita dapatkan dari hubungan itu.
·         Kesamaan dan pelengkap adalah sesuatu yang akan menjadi kodrat manusia dalam dunia ini, manusia akan selalu membutuhkan pelengkap dalam hidupnya seperti halnya tentang pendamping hidup yang bisa di katakan sebagai pelengkap dalam hidupnya, namun tak terlepasa dari itu factor persamaaan baik itu agama, ataupun tujuan hidup adalah menjadi dua bagian yang tak terpisahkan dari pelengkap itu sebagai salah satu faktor ketertarikan.[3]
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan ada empat yaitu: karakteristik aktor, faktor penerima, variabel-variabel interpersonal, dan faktor kondisi yang ada atau yang menyertai.
Ø Karakteristik Aktor
Yang dimaksud dengan aktor disini adalah: orang yang menjadi objek penilaian. Beberapa karakteristik yang biasanya menimbulkan penilaian positif bagi pihak lain, misalnya:
-       Daya tarik fisik: bentuk-bentuk tubuh yang seksi, atletis atau wajah yang cantik dan tampan sudah barang tentu pada umumnya menimbulkan kesan yang positif bagi orang yang menilai. Sebaliknya, tampang yang seram bahkan ada yang mengatakan tampang kriminal bisa menimbulkan kebencian pada orang lain.
-       Kompetensi: kompetensi seperti kecerdasan, kemampuan, skil yang tinggi, prestasi dan seterusnya merupakan kualitas tersendiri yang tidak semua orang memilikinya dalam tahap yang memuaskan. Kondisi-kondisi seperti ini cenderung untuk dikejar. Berhubungan dengan orang-orang yang mempunyai kemampuan tertentu memberikan kepuasan tersendiri.
-       Karakteristik menyenangkan: apabila orang yang cantik atau tampan dinilai menyenangkan, maka orang yang menyenangkan juga memiliki daya tarik tersendiri, be nice or do something nice.
Ø Faktor Penilai
Setiap individu memiliki kriteria tertentu, terutama yang bersifat subyektif, dalam memberi penilaian pada orang lain. Latar belakang sosial, ekonomi, budaya, maupun yang bersifat pribadi ikut berpengaruh dalam menilai. Dalam kaitan ini pembahasan akan lebih menitikberatkan pada faktor yang ada dalam diri penilai itu sendiri.
Ø Variabel-variabel Interpersonal
Beberapa variabel interpersonal yang mempengaruhi ketertarikan antara lain:
-       Kesamaan: penelitian-penelitian terakhir mensinyalir bahwa banyak pasangan suami istri yang mempunyai kemiripan wajah.
-       Komplemen: ada sebagian orang yang mencari pasangan yang berbeda dengan dirinya agar saling melengkapi dalam kehidupan mereka kelak.
-       Sama-sama suka: orang akan menyukai atau tertarik pada yang lain bila ada hubungan timbal balik.[4]
Ø Faktor Situasi
Situasi yang dimaksud disini adalah situasi sesaat atau temporer, bisa juga situasi yang berlangsung lama. Sebagai contoh, otak tidak mungkin memikirkan sekaligus dua hal yang secara bersamaan. Dua hal bisa dikerjakan secara hampir bersamaan dengan selisih waktu yang hampir relatif singkat, tetapi untuk berlangsung secara serempak adalah sulit.[5]
C.    Teori-teori Tentang Terjadinya Ketertarikan
Rebecca F. Guy and Charles K. Edgley dalam buku itu mereka mencoba mengembangkan beberapa teori yang akan menerangkan tentang terjadinya ketertarikan. Di dalam teori ini di kemukakan adanya tiga teori yang berbeda orientasinya. Tiga teori ini adalah cognitive, reinforcemen dan interctionist.
1.    Teori cognitive
Teori cognitive menekankan proses berfikir sebagai dasar yang menentukan tingkah laku. Tingkah laku sosial di pandang sebagai suatu hasil atau akibat dari proses akal.
Dengan kata lain ketertarikan kepada orang lain mungkin secara sederhana apakah anda dan dia setuju untuk suka atau tidak suka. Sebalikanya, hubungan yang paling tidak memuaskan kata Newcomb adalah kurangnyaa keseimbangan antara persetujuan dan tidak. Bila ketidak keseimbangan terjadi, seseorang akan berusaha menuju kondisi seimbang dengan mencoba merubah keyakinkan orang lain untuk berubah atau keseimbangan dapat di peroleh dengan berubahnya akal pikiran seseoarang. Akhirnya situasi tidak seimbang itu dapat terpecahkan secara sederhana.
2.    Teori Reinforcemen (penguatan)
Peguatan atau stimulus/respon adalah teori yang berakar pada teori belajar yang menginterpretasikan ketertarikan sebagai satu respon yang di pelajari. Teori reinforcement berusaha menemukan bagaimana ketertarikan datang untuk pertama kalinya. Dasar teori ini cukup sederhana. Orang ditarik oleh hadiah dan di tolak oleh hukuman. Kita semua lebih suka menjadi tertarik kepada orang-orang yang menghadiahi atau menghargai kita dari pada orang yang menghukum dengan kritikan atau hinaan.
3.    Teori Interactoinist
Teori interactionist lebih menitik beratkan pada ketertarikan antar pribadi sebagai suatu konsep. Contohnya, suatu hubungan berbeda dari waktu ke waktu, di ketahui bahwa seorang suami tertarik kepada istrinya mula-mula karena sifat penurutnya, akhirnya di ketahui bahwa sifat ini tidak cukup menopang perkawinanya, suami ini mungkin menemukan ciari ciri lainnya yang ada pada istrinya yang menjadikan ia terus menerus tertarik.[6]
D.    Dinamika Ketertarikan
Ada tahap-tahap tertentu untuk menjadi tertarik dan menjalin hubungan interpersonal antara dua orang. Ada tiga konsep yang bisa menerangkan proses ketertarikan. Pertama, konsep reward/reinforcement, kemudian pertukaran sosial (social exchange) dan akhirnya konsep tentang equity. Hadiah dan Pengukuh (Reward and Reinforcement).
Dalam proses ketertarikan, stimulasi yang menyenangkan itu bisa berupa wajah yang catik, tampan, senyuman atau yang lain. Karena stimulasi ini mendorong seseorang untuk bisa mengalami lagi, berarti pula mendorong orang yang bersangkutan berusaha sesuatu agar, misalnya, mendekati atau menyapa. Kesan awal ini sangat besar artinya untuk tindakan lebih lanjut. Sebaliknya, individu yang tidak terkesan oleh adanya orang lain, maka reaksi lanjutan tidak besar, tidak ada, atau negatif kemunculannya.
v Pertukaran sosial: ketika ada stimulasi yang menyenangkan terebut akan muncul reaksi yang kemungkinan besar juga menyenagkan.
v Ekuitas: apabila tidak terjadi pertukaran, maka proses ketertarikan akan terhenti atau terhambat sampai tahap reward.[7]
E.     Efek Daya Tarik
Daya tarik yang ada pada seseorang berdampak baik terhadap kepribadian maupun terhadap perilaku sosialnya. Contoh ekstrim adalah pada artis yang sangat populer. Akibat dari popularitasnya itu, beberapa artis sulit menjalani kehidupan secara wajar. Mereka sering justru merasa tersiksa karena popularitasnya, kemana ia pergi, penggemar selalu mengikuti. Kondisi yang demikian menyebabkan kepribadiannya di satu sisi kurang berkembang sewajarnya, di sisi lain bisa menumbuhkan kepercayaan diri yang lebih kuat.
Dalam kehidupan sehari-hari, efek daya tarik bagi pria dan bagi wanita sering tidak sama, meskipun pada keduanya daya tarik itu sendiri dipengaruhi oleh bagaimana mereka berhubungan sosial. Dari beberapa penelitian yang ada disimpulkan adanya beberapa ciri yang ada pada orang yang memiliki daya tarik dan yang kurang menarik, baik pria maupun wanita seperti dibawah ini:
Pria yang menarik:
-          Menghabiskan lebih banyak waktu untuk berhubungan dengan wanita
-          Merasa memiliki kualitas hubungan sosial yang lebih baik
-          Lebih asertif dan lebih rendah perasaan takut ditolak dalam hubungan sosial
Wanita yang menarik:
-          Menghabiskan waktu yang sama baik dalam berhubungan dengan pria maupun dengan wanita
-          Merasa memiliki kualitas hubungan sosial yang lebih baik
-          Kurang mempercayai pria
-          Kurang asertif
Pria yang kurang menarik:
-          Waktu yang dipergunakan untuk berhubungan sosial dengan wanita lebih singkat
-          Merasa memiliki kualitas hubungan sosial yang rendah
-          Kurang asertif dan takut ditolak oleh wanita
Wanita yang kurang menarik:
-          Mempercayai waktu yang seimbang untuk bergaul dengan pria maupun dengan sesama jenis
-          Merasa memiliki kualitas hubungan sosial yang lebih rendah
-          Lebih mempercayai pria.[8]
IV.             KESIMPULAN
Ketertarikan adalah sebuah fenomena yang alami oleh setiap orang di dalam kehidupannya, terkadang ketertarikan itu berawal dari sebuah proses interaksi antara satu individu dengan individu lainya.
Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi ketertarikan ada empat yaitu: karakteristik aktor, faktor penerima, variabel-variabel interpersonal, dan faktor kondisi yang ada atau yang menyertai.
Ada tahap-tahap tertentu untuk menjadi tertarik dan menjalin hubungan interpersonal antara dua orang. Ada tiga konsep yang bisa menerangkan proses ketertarikan. Pertama, konsep reward/reinforcement, kemudian pertukaran sosial (social exchange) dan akhirnya konsep tentang equity. Hadiah dan Pengukuh (Reward and Reinforcement).
Dapatlah dikatakan bahwa ketertarikan itu adalah sesuatu yang lumrah yang pasti akan di alami oleh setiap individu terhadap individu lainya, dari ketertarikan itu ada faktor yang mendorong orang itu untuk tertarik yaitu diantaranya sesuatu yang nampak, kedekatan, kesamaan dan keuntungan yang di dapat dari ketertarikan itu.
Serta dalam kehidupan sehari-hari, efek daya tarik bagi pria dan bagi wanita sering tidak sama, meskipun pada keduanya daya tarik itu sendiri dipengaruhi oleh bagaimana mereka berhubungan sosial.


[1] Abu Ahmadi. Psikologi Sosial. Hlm: 48
[2] Dr. Faturochman. Pengantar Psikologi Sosial. Hlm: 59
[3] file:///D:/imtimacy%20psokologi%20sosial.htm
[4] Op., cit. Pengantar Psikologi Sosial. Hlm: 59-65
[5] Ibid. Hlm: 67
[6] Http://Infinite.Inficio.Info
[7] Op., cit. Pengantar Psikologi Sosial. Hlm: 68-69
[8] Ibid. Hlm: 70-72

Tidak ada komentar:

Posting Komentar