DAKWAH PERSUASIF
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: PSIKOLOGI DAKWAH
Dosen
Pengampu: Bpk. Baidi Bukhori. S.Ag. M.Si
Disusun Oleh:
Siti Khoirul Amri Ani {101111040}
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012
DAKWAH
PERSUASIF
I.
PENDAHULUAN
Dakwah
merupakan fenomena yang sering terjadi di kalangan masyarakat, bahkan kegiatan
dakwah itu dilaksanakan bukan hanya di tempat “ konvensional ’ seperti, majlis
ta’lim, masjid maupun pesantren namun banyak juga kegiatan berdakwah dilakukan
di hotel, rumah sakit, perusahaan, radio, televisi bahkan internet. Aktifitas
dakwah merupakan proses komunikasi penyampaian ajaran islam.
Aktifitas
dakwah merupakan salah satu strategi untuk membentuk perubahan kepada masyarakat
ke arah yang lebih baik, dan sebagai proses membentuk masyarakat yang islami,
dan proses dakwah haruslah berpedoman pada Al-qur’an dan Al-hadist. Agar pesan
dakwah itu bisa diterima oleh para mad’u maka perlu menggunakan metode ataupun
cara berkomunikasi dalam melakukan dakwah, salah satunya yaitu dengan cara
komunikasi persuasif. Dan kesempatan kali ini kami akan membahas tentang dakwah
dengan menggunakan komunikasi persuasif.
II.
RUMUSAN
MASALAH
A.
Pengertian
Dakwah
B.
Pengertian
Komunikasi Persuasif
C.
Dakwah dengan
Komunikasi Persuasif.
III.
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dakwah
Dakwah
islam merupakan ajaran untuk berfikir, berdebat dan beragumen dan menilai
sesuatu kasus yang muncul. Dakwah islam tidak dapat disikapi dengan keacuhan
oleh orang bodoh yang berhati dengki. Hak berfikir merupakan sifat dan milik
semua manusia, tak ada orang yang mengingkarinya. Kemudian apa yang dilakukan
adalah penilaian, maka hakikat sifat penilaian tujuan dakwah tak lain adalah
kepasrahan yang beralasan, bebas, dan sadar dari obyek dakwah terhadap
kandungan dakwah.[1]
Dakwah
mengandung sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengarui orang lain baik secara individuil maupun secara kelompok
supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan
serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai masage yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka essensi
dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta
bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh
kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan
orang lain.
Oleh
karena sikap suka rela dalam penerimaan massage dakwah merupakan ciri khas
kejiwaan, maka kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi
mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivatif (merangsang),
konsultatif (memberikan nasehat), serta edukatif (mendidik).[2]
Secara
umum sifat-sifat dalam dakwah dijelaskan dalam Al Qur’an diantaranya:
·
Dakwah harus
dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh
قاَلَ رَبِّ اِ نِّى
دَعْوَ نُ قَوْ مِى لَيْلاً وَنَهَا رًا Artinya: Nuh berkata
“Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang”.
·
Dakwah dalam
kebaikan akan selalu berhadapan dengan dakwah dalam kebatilan
·
Mencari
keridhoan seluruh manusia dalam dakwah adalah mustahil
·
Jalan dakwah
tidak mulus, tetapi sering mendapat hambatan
Ada
beberapa poin dalam proses dakwah yang menjadi kunci dari kegiatan dakwah:
· Pemberian
motivasi
· Bimbingan
· Penyelenggaraan
komunikasi
· Pengembangan
dan peningkatan pelaksana.[3]
B. Pengertian Komunikasi Persuasif
Literatur-literatur
komunikasi menyebutkan, akar kata persuasif adalah Persuasio (Latin): membujuk,
mengajak, atau merayu. Pengertian itu sama dengan makna dakwah (mengajak,
menyeru).[4]
Komunikasi
persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi
kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa
yang diharapkan oleh komunikator.
Menurut R.
Bostron, komunikasi persuasif adalah
perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon
(sikap atau perilaku) dari penerima persuasif.
Burgon &
Huffner meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi
komunikasi persuasif sebagai berikut:
Ø Proses
komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar
menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator
Ø Proses
komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap,
keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’
atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur ancaman atau paksaan.[5]
Tujuan
komunikasi persuasif identik dengan tujuan utama dakwah, yakni:
Ø Menanamkan
keyakinan (believe), dan
Ø Mengubah
sikap atau perilaku (attitude)
Dakwah, apa
pun bentuk dan metodenya, merupakan komunikasi. Dakwah selalu merupakan bentuk
komunikasi. Dakwah berarti komunikasi namun tidak semua komunikasi berarti
dakwah.[6]
C.
Dakwah
dengan Komunikasi Persuasif
Sebagaimana
telah dijelaskan tentang dakwah yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang
bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran
Islam. Sedangkan tujuan dakwah ialah untuk mengubah masyarakat ke arah
kehidupan yang lebih baik, lebih Islami, lebih sejahtera lahiriah maupun
batiniah, tujuan dakwah tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi persuasif yaitu
merubah situasi tersebut yakni merubah kepercayaan, sikap, dan perilaku
seseorang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut
bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
Dakwah
persuasif sendiri ialah kegiatan berdakwah dengan menggunakan metode komunikasi persuasif yang bertujuan mengubah,
memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima atau
mad’u. dan tujuan itu akan berhasil manakala seorang da’i mampu menyampaikan
dakwahnya dengan pendekatan psikologis.[7]
Salah
satu contoh metodelogi dakwah dalam al-qur’an yaitu metode bil hikmah
sebagaimana dijelaskan pada ayat an-nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ
الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ
بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan
pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik.
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari
jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui
siapa yang mendapat petunjuk”.
(Q.S. An-Nahl/16: 125)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa
ada tiga macam metodelogi dakwah yaitu bil hikmah, mujadalah (pengajaran yang
baik) dan berdebat dengan baik. Yang mana ketiga metode ini yang sejalan dengan
psikologi dakwah. Sementara itu, dakwah bil hikmah sendiri merupakan dakwah
dengan menggunakan pengetahuan (yang mencerdaskan), dengan cara-cara yang mendekatkan mad’u kepada pengertian
dan pemahaman agama yang mendalam,
berdakwah dengan cara-cara yang memungkinan penerimaan terhadap pesan
dakwah dengan sempurna dan berdakwah dengan cara yang persuasif dan lemah
lembut. Sedangkan karakteristik komunikasi persuasif yang ditandai dengan unsur
membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan, Hendaknya seorang da’i itu
berperilaku lembut dan persuasif agar para mad’u itu dapat tertarik atau
terpengaruh oleh apa yang telah disampaikan oleh mad’u.
Dalam surat Ali imron ayat 159 menjelaskan bahwa ada
tujuh langkah dakwah persusif:
“Maka
berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan
diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk
mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila
engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah
mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali Imran/3: 159).
Dari ayat tersebut dijelaskan ada
tujuh langkah dakwah persuasif yaitu:
ü Mendasarkan
kegiatan dakwah atas dasar menebar kasih sayang Allah
ü Senantiasa
bersikap lemah lembut dalam menghadapi umat
ü Bersikap
lapang dada sehingga mudah memaafkan kesalahan umat
ü Membangun
komunikasi personal dengan Allah dengan senantiasa memohon agar Allah mengampuni dosa dan kesalahan umat
ü Bermusyawarah
dengan umat dalam merencanakan suatu program aksi
ü Mengambil
keputusan yang tepat dan mantap dalam bermusyawarah dengan kebulatan tekad
untuk mewujudkannya
Bertawakal
kepada Allah, jika suatu perencanaan sudah dilakukan dengan cermat dan
diputuskan dengan hati yang mantap.[8]
ü Teknik
“red herring”
Seni
seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan
argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke
aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh untuk menyerang lawan. Jadi
teknik ini digunakan pada saat komunikator berada dalam posisi terdesak.
ü Teknik
“pay off idea”
Suatu
usaha untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan harapan yang baik atau
mengiming-imingi hal-hal yang baik saja, bahwa pada hari akhir nanti akan ada
pembalasan, sesuai dengan ayat yang ada dalam al-qur’an bahwa bagi orang yang
melakukan amal baik selama di dunia maka ia akan meraih kebahagiaan di akhirat
nanti dengan diamsukkan ke dalam surga Allah dan kekal di dalamnya. Allah SWT
akan ridla kepada orang-orang yang melakukan amal baik.
ü Teknik
“fear arousing”
Usaha
menakut-nakuti orang lain atau menggambarkan konsekuensi buruknya, sesuai
dengan ajaran islam yang terkandung dalam al-qur’an dan hadist bahwa bagi orang
yang durhaka kepada Allah dan orang-orang kafir konsekuensinya yaitu akan
mendapat siksaan di akhirat nanti.[9]
IV.
KESIMPULAN
Dakwah
mengandung sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan,
tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam
usaha mempengarui orang lain baik secara individuil maupun secara kelompok
supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan
serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai masage yang disampaikan
kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
Dakwah
persuasif sendiri ialah kegiatan berdakwah dengan menggunakan metode komunikasi persuasif yang bertujuan mengubah,
memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima atau
mad’u. dan tujuan itu akan berhasil manakala seorang da’i mampu menyampaikan
dakwahnya dengan pendekatan psikologis.
Sedangkan karakteristik komunikasi persuasif yang
ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan,
Hendaknya seorang da’i itu berperilaku lembut dan persuasif agar para mad’u itu
dapat tertarik atau terpengaruh oleh apa yang telah disampaikan oleh mad’u.
Beberapa
bentuk komunikasi dakwah persuasif adalah: perkataan yang membekas pada jiwa,
perkataan yang lembut, perkataan yang baik, perkataan yang ringan, dan perkataan
yang mulia.
V. PENUTUP
Demikianlah
makalah ini saya susun, saya sadar dalam makalah ini masih banyak keslahan dan
kekurangan dari segi materi maupun penyampaian. Untuk itu kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sangatlah saya harapkan guna perbaikan makalah kami
selanjutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Arifin,
M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bulan Bintang. 1977
Azizi,
Moh Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004
Boerre,
Goerge. Psikologi Sosial. Jogjakarta: Prisma Sophie. 2008
Maman,
Abdul Jalil. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia. 1997
Munir,
Muhammad. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2009
file:///F:/P.%20DAKWAH/Komunikasi%20Dakwah%20%20Komunikasi%20Persuasif.htm
file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm
[1] Moh Ali
Azizi. Ilmu Dakwah. Hlm: 3
[2] Drs. H. M. Arifin M.Ed. Psikologi
Dakwah. Hlm: 17
[3] Mohammad Munir. Metode Dakwah.
Hlm: 50
[4]
file:///F:/P.%20DAKWAH/Komunikasi%20Dakwah%20%20Komunikasi%20Persuasif.htm
[5] Dr. C. George Boerre. Psikologi
Sosial. Hlm: 212
[6]http://id.shvoong.com/social-sciences/communication-media-studies/2023361-komunikasi-dakwah-komunikasi-persuasif/#ixzz1wVsjpt8s
[7] file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm
[8] file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar