Selamat Datang di Bimbingan dan Penyuluhan Islam

Blog ini merupakan hasil matakuliah Teknologi Komunikasi dan Informasi, namun tidak menutup kemungkinan Blog ini akan terus berkembang untuk kemajuan Dakwah Islam. Terima kasih atas kunjungannya dan selamat menikmati bacaan yang ada. Semoga Bermanfaat. Amin

Selasa, 26 Juni 2012

DAKWAH PERSUASIF


DAKWAH PERSUASIF
MAKALAH
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: PSIKOLOGI DAKWAH
                                  Dosen Pengampu: Bpk. Baidi Bukhori. S.Ag. M.Si


Disusun Oleh:
Siti Khoirul Amri Ani              {101111040}
                                                                                                           
FAKULTAS DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2012


DAKWAH PERSUASIF
I.                   PENDAHULUAN
Dakwah merupakan fenomena yang sering terjadi di kalangan masyarakat, bahkan kegiatan dakwah itu dilaksanakan bukan hanya di tempat “ konvensional ’ seperti, majlis ta’lim, masjid maupun pesantren namun banyak juga kegiatan berdakwah dilakukan di hotel, rumah sakit, perusahaan, radio, televisi bahkan internet. Aktifitas dakwah merupakan proses komunikasi penyampaian ajaran islam.
Aktifitas dakwah merupakan salah satu strategi untuk membentuk perubahan kepada masyarakat ke arah yang lebih baik, dan sebagai proses membentuk masyarakat yang islami, dan proses dakwah haruslah berpedoman pada Al-qur’an dan Al-hadist. Agar pesan dakwah itu bisa diterima oleh para mad’u maka perlu menggunakan metode ataupun cara berkomunikasi dalam melakukan dakwah, salah satunya yaitu dengan cara komunikasi persuasif. Dan kesempatan kali ini kami akan membahas tentang dakwah dengan menggunakan komunikasi persuasif.


II.                RUMUSAN MASALAH
A.            Pengertian Dakwah
B.            Pengertian Komunikasi Persuasif
C.            Dakwah dengan Komunikasi Persuasif.
III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertian Dakwah
Dakwah islam merupakan ajaran untuk berfikir, berdebat dan beragumen dan menilai sesuatu kasus yang muncul. Dakwah islam tidak dapat disikapi dengan keacuhan oleh orang bodoh yang berhati dengki. Hak berfikir merupakan sifat dan milik semua manusia, tak ada orang yang mengingkarinya. Kemudian apa yang dilakukan adalah penilaian, maka hakikat sifat penilaian tujuan dakwah tak lain adalah kepasrahan yang beralasan, bebas, dan sadar dari obyek dakwah terhadap kandungan dakwah.[1]
Dakwah mengandung sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengarui orang lain baik secara individuil maupun secara kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai masage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Dengan demikian maka essensi dakwah adalah terletak pada ajakan, dorongan (motivasi), rangsangan serta bimbingan terhadap orang lain untuk menerima ajaran agama dengan penuh kesadaran demi untuk keuntungan pribadinya sendiri, bukan untuk kepentingan orang lain.
Oleh karena sikap suka rela dalam penerimaan massage dakwah merupakan ciri khas kejiwaan, maka kegiatan dakwah yang didasarkan atas pandangan psikologi mengandung sifat persuasif (memberikan keyakinan), motivatif (merangsang), konsultatif (memberikan nasehat), serta edukatif (mendidik).[2]
Secara umum sifat-sifat dalam dakwah dijelaskan dalam Al Qur’an  diantaranya:
·         Dakwah harus dilakukan dengan cara bersungguh-sungguh
قاَلَ رَبِّ اِ نِّى دَعْوَ نُ قَوْ مِى لَيْلاً وَنَهَا رًا                                  Artinya: Nuh berkata “Ya Tuhanku sesungguhnya aku telah menyeru kaumku malam dan siang”.
·         Dakwah dalam kebaikan akan selalu berhadapan dengan dakwah dalam kebatilan
·         Mencari keridhoan seluruh manusia dalam dakwah adalah mustahil
·         Jalan dakwah tidak mulus, tetapi sering mendapat hambatan
Ada beberapa poin dalam proses dakwah yang menjadi kunci dari kegiatan dakwah:
·       Pemberian motivasi
·       Bimbingan
·       Penyelenggaraan komunikasi
·       Pengembangan dan peningkatan pelaksana.[3]
B.     Pengertian Komunikasi Persuasif
Literatur-literatur komunikasi menyebutkan, akar kata persuasif adalah Persuasio (Latin): membujuk, mengajak, atau merayu. Pengertian itu sama dengan makna dakwah (mengajak, menyeru).[4]
Komunikasi persuasif adalah komunikasi yang bertujuan untuk mengubah atau memengaruhi kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang sehingga bertindak sesuai dengan apa yang diharapkan oleh komunikator.
Menurut R. Bostron, komunikasi  persuasif adalah perilaku komunikasi yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima persuasif.
Burgon & Huffner meringkas beberapa pendapat dari beberapa ahli mengenai definisi komunikasi persuasif sebagai berikut:
Ø Proses komunikasi yang bertujuan mempengaruhi pemikiran dan pendapat orang lain agar menyesuaikan pendapat dan keinginan komunikator
Ø Proses komunikasi yang mengajak atau membujuk orang lain dengan tujuan mengubah sikap, keyakinan dan pendapat sesuai keinginan komunikator. Pada definisi ini ‘ajakan’ atau ‘bujukan’ adalah tanpa unsur ancaman atau paksaan.[5]
Tujuan komunikasi persuasif identik dengan tujuan utama dakwah, yakni:
Ø  Menanamkan keyakinan (believe), dan
Ø  Mengubah sikap atau perilaku (attitude)
Dakwah, apa pun bentuk dan metodenya, merupakan komunikasi. Dakwah selalu merupakan bentuk komunikasi. Dakwah berarti komunikasi namun tidak semua komunikasi berarti dakwah.[6]
C.    Dakwah dengan Komunikasi Persuasif
Sebagaimana telah dijelaskan tentang dakwah yaitu suatu aktivitas atau kegiatan yang bersifat menyeru atau mengajak kepada orang lain untuk mengamalkan ajaran Islam. Sedangkan tujuan dakwah ialah untuk mengubah masyarakat ke arah kehidupan yang lebih baik, lebih Islami, lebih sejahtera lahiriah maupun batiniah, tujuan dakwah tersebut sesuai dengan tujuan komunikasi persuasif yaitu merubah situasi tersebut yakni merubah kepercayaan, sikap, dan perilaku seseorang dengan menggunakan manipulasi psikologis sehingga orang tersebut bertindak seperti atas kehendaknya sendiri.
Dakwah persuasif sendiri ialah kegiatan berdakwah dengan menggunakan metode  komunikasi persuasif yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima atau mad’u. dan tujuan itu akan berhasil manakala seorang da’i mampu menyampaikan dakwahnya dengan pendekatan psikologis.[7]
Salah satu contoh metodelogi dakwah dalam al-qur’an yaitu metode bil hikmah sebagaimana dijelaskan pada ayat an-nahl ayat 125:
ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
Artinya:  Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.  (Q.S. An-Nahl/16: 125)
Dari ayat di atas menjelaskan bahwa ada tiga macam metodelogi dakwah yaitu bil hikmah, mujadalah (pengajaran yang baik) dan berdebat dengan baik. Yang mana ketiga metode ini yang sejalan dengan psikologi dakwah. Sementara itu, dakwah bil hikmah sendiri merupakan dakwah dengan menggunakan pengetahuan (yang mencerdaskan), dengan cara-cara yang mendekatkan mad’u kepada pengertian dan pemahaman agama yang mendalam,  berdakwah dengan cara-cara yang memungkinan penerimaan terhadap pesan dakwah dengan sempurna dan berdakwah dengan cara yang persuasif dan lemah lembut. Sedangkan karakteristik komunikasi persuasif yang ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan, Hendaknya seorang da’i itu berperilaku lembut dan persuasif agar para mad’u itu dapat tertarik atau terpengaruh oleh apa yang telah disampaikan oleh mad’u.
Dalam surat Ali imron ayat 159 menjelaskan bahwa ada tujuh langkah dakwah persusif:
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sungguh, Allah mencintai orang yang bertawakal.” (Q.S. Ali Imran/3: 159).
Dari ayat tersebut dijelaskan ada tujuh langkah dakwah persuasif yaitu:
ü Mendasarkan kegiatan dakwah atas dasar menebar kasih sayang Allah
ü Senantiasa bersikap lemah lembut dalam menghadapi umat
ü Bersikap lapang dada sehingga mudah memaafkan kesalahan umat
ü Membangun komunikasi personal dengan Allah dengan senantiasa memohon  agar Allah mengampuni dosa dan kesalahan umat
ü Bermusyawarah dengan umat dalam merencanakan suatu program aksi
ü Mengambil keputusan yang tepat dan mantap dalam bermusyawarah dengan kebulatan tekad untuk mewujudkannya
Bertawakal kepada Allah, jika suatu perencanaan sudah dilakukan dengan cermat dan diputuskan dengan hati yang mantap.[8]
ü Teknik “red herring”
Seni seorang komunikator untuk meraih kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk kemudian mengalihkannya sedikit demi sedikit ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan senjata ampuh untuk menyerang lawan. Jadi teknik ini digunakan pada saat komunikator berada dalam posisi terdesak.
ü Teknik “pay off idea”
Suatu usaha untuk mempengaruhi orang lain dengan memberikan harapan yang baik atau mengiming-imingi hal-hal yang baik saja, bahwa pada hari akhir nanti akan ada pembalasan, sesuai dengan ayat yang ada dalam al-qur’an bahwa bagi orang yang melakukan amal baik selama di dunia maka ia akan meraih kebahagiaan di akhirat nanti dengan diamsukkan ke dalam surga Allah dan kekal di dalamnya. Allah SWT akan ridla kepada orang-orang yang melakukan amal baik.
ü Teknik “fear arousing”
Usaha menakut-nakuti orang lain atau menggambarkan konsekuensi buruknya, sesuai dengan ajaran islam yang terkandung dalam al-qur’an dan hadist bahwa bagi orang yang durhaka kepada Allah dan orang-orang kafir konsekuensinya yaitu akan mendapat siksaan di akhirat nanti.[9]

IV.             KESIMPULAN
Dakwah mengandung sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengarui orang lain baik secara individuil maupun secara kelompok supaya timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai masage yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur paksaan.
Dakwah persuasif sendiri ialah kegiatan berdakwah dengan menggunakan metode  komunikasi persuasif yang bertujuan mengubah, memodifikasi atau membentuk respon (sikap atau perilaku) dari penerima atau mad’u. dan tujuan itu akan berhasil manakala seorang da’i mampu menyampaikan dakwahnya dengan pendekatan psikologis.
Sedangkan karakteristik komunikasi persuasif yang ditandai dengan unsur membujuk, mengajak, mempengaruhi dan meyakinkan, Hendaknya seorang da’i itu berperilaku lembut dan persuasif agar para mad’u itu dapat tertarik atau terpengaruh oleh apa yang telah disampaikan oleh mad’u.
Beberapa bentuk komunikasi dakwah persuasif adalah: perkataan yang membekas pada jiwa, perkataan yang lembut, perkataan yang baik, perkataan yang ringan, dan perkataan yang mulia.

V.   PENUTUP
Demikianlah makalah ini saya susun, saya sadar dalam makalah ini masih banyak keslahan dan kekurangan dari segi materi maupun penyampaian. Untuk itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangatlah saya harapkan guna perbaikan makalah kami selanjutnya.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi. Jakarta: Bulan Bintang. 1977
Azizi, Moh Ali. Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media. 2004
Boerre, Goerge. Psikologi Sosial. Jogjakarta: Prisma Sophie. 2008
Maman, Abdul Jalil. Prinsip dan Strategi Dakwah. Bandung: CV. Pustaka Setia. 1997        
Munir, Muhammad. Metode Dakwah. Jakarta: Kencana Prenada Media. 2009
file:///F:/P.%20DAKWAH/Komunikasi%20Dakwah%20%20Komunikasi%20Persuasif.htm
file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm




[1] Moh Ali Azizi. Ilmu Dakwah. Hlm: 3
[2] Drs. H. M. Arifin M.Ed. Psikologi Dakwah. Hlm: 17
[3] Mohammad Munir. Metode Dakwah. Hlm: 50
[4] file:///F:/P.%20DAKWAH/Komunikasi%20Dakwah%20%20Komunikasi%20Persuasif.htm
[5] Dr. C. George Boerre. Psikologi Sosial. Hlm: 212
[7] file:///F:/234-psikologi-komunikasi-dakwah.htm
[8] file:///F:/komunikasi-persuasif-menurut-al-quran_09.html
[9] Abdul Jalil Maman. Prinsip dan Strategi Dakwah. Hlm: 47

Tidak ada komentar:

Posting Komentar